Semoga Kita akan Selalu Menjadi Teman Yang Baik, Hingga Kita tak Mampu Lagi Berdoa


download

Aku sering menuliskan kata cinta, sering menuliskan bahagia, sering menangisi luka tapi aku selalu lupa menuliskan tentang kamu. Kamu yang selalu ada kamu yang selalu percaya bahwa aku akan bisa bangkit lagi separah apapun aku terjatuh.

Aku sering kali lupa tentang kamu, terlalu sibuk berbahagia dengan pasangan, terlalu sedih dan mengurung diri dalam kesepian. Lalu pada saat tiada lagi yang memperdulikanku aku akan kembali kepadamu, membuka percakapan sederhana “apa kabar sekarang?” sampai berakhir pada air mata yang membanjiri mataku meluruhkan puing-puing luka yang menyesakkan dadaku.

Kamu masih sama seperti yang dulu, seorang yang ku kenal lebih dari 10 tahun yang lalu. Seorang yang percaya bahwa aku akan selalu kuat melewati setiap ujian dalam hidupku, kamu yang selalu mampu mengusap air mataku melalui kata-kata.

Kamu masih sama seperti yang dulu kukenal, yang selalu satu pikiran denganku. kadang kala bercakap denganmu aku seperti merasa sedang memeluk seseorang, hangat, nyaman. Meski dari pagi sampai dengan sore kita berbingcang kamu selalu mau menanggapi dan membalasnya. Pernah kita bercerita dari sore sampai pagi tiba, katamu waktu tak terasa ketika kita saling bercakap.

Kita jarang sekali bertemu, jarang sekali bertatapan, namun ketika sedih dan sendiri aku selalu merasa aku ingin pulang kepadamu, pulang pada kata-katamu yang menenangkan.

Aku berhutang banyak kebahagian kepadamu, yang mungkin kamupun tak pernah menyadarinya. Hanya denganmu aku merasa nyaman mengatakan bahwa aku jatuh cinta kepada sesorang tanpa malu, dari 10 tahun yang lalu hingga pada saat ini. Aku tak malu berkata bahwa aku telah disakiti seseorang yang pernah kucintai, bercerita apapun aku tak pernah takut engkau akan megumbarnya kepada orang lain. Aku percaya penuh padamu untuk itu, untuk menyimpan rapat-rapat luka-lukaku ataupun turut berbahagia untuk kebahagiaanku.

Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih kepadamu, karena telah menjadi teman terbaikku hingga saat ini, teman yang tak hanya datang saat aku tertawa tetapi juga teman yang mau membangunkanku saat aku jatuh. Terima kasih karena telah menjadi pendengar yang baik, yang mau mendengarkan seluruh keluh kesahku, kesedihan-kesedihanku, karena sesungguhnya ketika aku sedih aku hanya butuh didengar. Terima kasih karena kamu tidak pernah pergi maupun menghindariku saat aku terjatuh, meski banyak teman yang berkata “kita teman selamanya” namun nyatanya tidak satupun dari mereka yang bisa seperti kamu. Tidak satupun dari mereka yang tetap ada pada saat malam-malam air mataku jatuh dan aku butuh seseorang yang menyakinkanku bahwa aku kuat, melebihi dari keyakinanku sendiri.

Semoga dan semoga kita akan selalu menjadi teman yang baik. Tolong, katakan pada istrimu kelak bahwa kau adalah teman terbaikku, katakan padanya bahwa aku adalah gadis yang kau kenal masa kecilnya, yang mungkin masih kau ingat ingusnya yang belepotan :’), yang kau tahu dengan baik siapa saja yang pernah melukai dan membahagiakannya hingga kelak ia tidak akan pernah cemburu jika ia mendapati aku menangis di bahumu.

Semoga kita akan selalu menjadi teman yang baik, yang akan selalu menguatkan dan mendoakan, hingga kelak kita tak mampu lagi berdoa.


Jakarta, 14 Juli 2015